TWO HEADS ARE BETTER THAN ONE


Foto kegiatan sosialisasi Buku MOES

DUA KEPALA LEBIH BAIK 
DARIPADA SATU KEPALA
        Dalam proses perjalanan kehidupan ini yang mana manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa memerlukan dan berinteraksi sesama manusia yang mana dalam proses tersebut bisa memberikan kesan positif dan negatif tergantung bagaimana manusia tersebut menerima, menilai dan merespon lingkungannya. Begitu juga dalam proses pembelajaran khususnya bagi mahasiswa untuk membentuk kelompok belajar yang mana banyak memberikan kesan positif khususnya kepada individu yang terlibat di dalamnya. Kelompok belajar berarti “in complete agreement or acting together as a single undiversified whole” yang berarti  bersepakat atau sebulat suara. Hal  ini bermakna bahwa yang terlibat dalam kelompok belajar ini telah sepakat secara bersama bahwa setiap orang yang terlibat memperolehi, memahami dan bekerjasama secara bersama sehingga terwujudnya  hasil yang telah disepakati dan tentunya hasil yang berkesan. Club berarti “a group of people who meet regularly to share an interest, do sport and etc” berarti sebuah kelompok manusia yang selalu bertemu dan dalam pertemuan tersebut untuk berbagi minat, pengalaman, ilmu, berolaraga dan sebagainya.

 Belajar berkelompok (study group) memiliki banyak manfaat yang mampu dibuktikan secara teori mahupun praktikal. Stephen R Covey menjelaskan dalam bukunya The Seven Habits  of Higly Effective People dalam kebiasaan ke 6 yaitu synergize- principle of creative cooperation” beliau menyatakan two heads are better than one bahwa dua kepala itu lebih baik dari satu yang bermakna semakin banyak interaksi seseorang dengan orang maka ianya semakin mampu untuk menghadapi rintangan dalam hidupnya. Hal ini kerana, dengan berkelompok seseorang mampu mengenali kelebihan dan kekurangannya yang ada pada dirinya dan juga pada orang lain melalui proses interaksi dengan lingkungannya. M.J Langeveld menyatakan bahwa dua anak kembar yang berasal dari satu telur pun, serupa atau sulit dibedakan satu dari yang lain hanya serupa tetapi tidak sama apalagi identik kerana individualitas itu setiap orang memiliki kehendak, perasaan, cita-cita, kecenderungan dan semangat yang berbeda.    Sehinnga melalui interaksi anggota kelompok mampu untuk saling membantu bagi menyelesaikan masalah dan menyatukan (unanimous) kesuksessan secara bersama.

 Stephen R Covey juga menyatakan dalam kebiasaan ke 4 yaitu “think win-win” yang berarti fikir menang-menang hal ini bermakna dalam “principle of interpersonal leadership” atau menjalin sebuah hubungan kerjasama haruslah semua anggota kelompok memperolehi keuntungan secara bersama dan menerimanya (unanimous) tanpa ada yang dirugikan,dihiraukan dan diabaikan. Seperti yang diistilahkan oleh beliau six pradigms of human interaction there are win-win, win-lose, lose-win, lose-lose, and win.(more detail read the book).

 Terdapat sebuah ungkapan yang sangat menarik berkaitan belajar berkelompok, dinyatakan bahwa serigala hanya akan memangsa kambing yang terpisah dari kelompoknya. Inilah kekuatan kelompok, berjamaah dan bersatu(unanimous) bahwa setiap kesulitan apabila dihadapi secara bersama akan menjadi mudah dan begitu juga sebaliknya apabila kita tidak memiliki kelompok maka ianya lebih mudah berputus asa, takut, lemah, malu, tidak memiliki cukup keyakinan dan sebagainya.

 Belajar berkelompok inilah yang nantinya diharapkan  mampu untuk mewujudkan dan meraih kesuksesan secara bersama (unanimous) sehingga terwujudnya interaksi yang dalam istilah biologinya “mutualisme”. Persoalannya ialah bagaimana harapan- harapan ini bisa kita wujudkan dalam interaksi yang lebih baik selama  kita menjadi seorang mahasiswa yang menginginkan perubahan kedepannya insyaAllah.

 Menurut perspektif agama suatu kesatuan sangatlah penting kerana islam merupakan agama untuk sekalian alam(QS. 21:107) sehingga prinsip-prinsip kesatuan sesuai untuk semua manusia dengan pengambilan sumber berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah .

 Disebutkan dalam Al-Quran “Dan tolong- menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa”(QS. 5:2), “maka bertanyalah kepada orang yang mempuyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui”(QS. 16:43, 21:7), “kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal” (QS. 49:13) dalam beberapa ayat diatas jelaslah bahwa agama islam juga menyeruh untuk saling membantu, tolong-menolong, bersosial (humanitas). Oleh itu, Islam tidak menyeruh untuk seseorang itu mementingkan diri sendiri (selfish) “orang-orang bertakwa itu tidak ada tanggung jawab sedikitpun atas (dosa-dosa)mereka tetapi (berkewajiban) mengingatkan agar mereka juga bertakwa”(QS. 6:69) kerana sesama islam adalah saudara (QS. 49:10) club. Sebagai contoh, syurga itu tidak disediakan untuk seseorang sahaja tetapi untuk semua manusia yang ingin memasukinya jadi sesuatu yang mementingkan diri-sendiri apabila kita saja yang ingin masuk syurga sedangkan ibu, bapa, saudara, istri, anak dan sebagainya tidak diperhatikan.(QS. 66:6).

 Inilah keutamaan berjamaah (group) Nabi S.W.A bersabda bahwa orang yang solat berjamaah pahalanya 27 kali berbanding orang yang solat sendirian. Menunjukkan betapa penting untuk kita berjamaah atau dalam bahasa ranting kehidupan mahasiswa ialah berkumpulan (club). Bahkan dinyatakan dalam perang sekalipun solat berjamaah tetap berlangsung.

 Selain itu, Nabi S.W.A bersabda yang lebih kurang berbunyi  “Bersahabat dengan orang yang soleh dan dengan orang yang jahat persis seperti berkawan dengan pengedar minyak wangi dan tukang besi (yang menghembus bara api). Pengedar minyak wangi sama ada ia memberi anda sebahagian atau anda membeli bau-bauan daripadanya atau sekurang-kurangnya anda mendapat juga baunya. Manakala tukang besi pula samada ia menyebabkan baju anda terbakar atau anda mendapat bau yang hapak." (HR. Abu Daud) itulah kaidah interaksi sosial dan juga dinyatakan dalam hadis “tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian hingga dia mencintai untuk  saudaranya apa yang dicintai untuk dirinya sendiri”(HR. Al-Bukhari dan Muslim). Ingat ada yang menyatakan bahwa pendidikan itu ialah nilai dan norma. Hal inilah yang diharapkan bagaimana nilai-nilai kehidupan ini berarti untuk kebaikan di dunia dan di akhirat (QS. 2:201).

 Kelompok belajar diwujudkan adalah bertujuan untuk mengeratkan interaksi sosial kerana manusia merupakan makhluk sosial yang berinteraksi dengan lingkungannya (Habliinminannash). Immanuel  Kaut menyatakan bahwa manusia hanya menjadi manusia jika berada diantara manusia. Sebab seseorang hanya dapat mengembangkan individualitasnya dalam pergaulan sosial. Seseorang dapat mengembangkan kegemarannya, sikapnya dan cita-cita dalam interaksi sesamanya. Seseorang dapat belajar dengan orang lain dengan mengindentifikasikan sikap-sikap yang dikagumi dari orang lain untuk dimilkinya serta menolak sifat-sifat yang tidak disukanya. Hanya di dalam berinteraksi dengan sesamanya mampu untuk saling menerima dan memberi,  seseorang mampu untuk menyedari dan menghayati kemanusiaanya .

 “Saat anda mengangkat salah satu ujung pulpen, anda mengangkat ujung yang lain juga. Oleh kerana itu, jika anda mengambil tanggungjawab atas keadaan, Anda secara otomatis juga membuka jalan pada kekuatan untuk mengubah keadaan anda” (Dr Stephen R Covey).

            Oleh karena itu, benarlah pernyataan bahwa dua kepala lebih baik daripada satu. Dengan kerjasama mampu menghasilkan sesuatu yang lebih baik sehingga bisa mewujudkan perubahan yang lebih positif untuk pengembangan diri khususnya dan pengembangan masyaraka umunya.
           




Posting Komentar

0 Komentar

Advertise