Gelar dan Amanah Sebagai Wadah Kesadaran Diri Menuju Pemimpin Bernilai

LID IMM Bone

Gelar dan Amanah Sebagai Wadah Kesadaran Diri Menuju Pemimpin Bernilai


Antara fungsi dari sebuah bahasa adalah untuk berkomunikasi dalam interaksi manusia dalam kehidupan ini sehingga segala ujaran atau perkataan akan menghasilkan sebuah simbol bunyi dan lambang yang memiliki makna dimana tergantung bagaimana kita bisa dan mampu memaknai segala bentuk ujaran yang ada, sehingga hadirnya sebuah bahasa bukan hanya untuk menghasilkan sebuah komunikasi yang baik bahkan menghadirkan nilai yang memberikan kesan kepada manusia.


Maka itulah tanda-tanda kebesaran Allah SWT seperti yang difirmankanNya dalam surah Ar-Ruum ayat 22:
 
“dan di antara tanda-tanda kebesaran-Nya ialah penciptaan langit dan bumi, perbedaan bahasamu dan warna kulitmu. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.”


Biasa kita dengarkan bahwa setiap gelar adalah amanah dan setiap amanah adalah tanggungjawab yang mana harus dipertanggungjawabkan. Bahasa telah melahirkan sebuah ujaran atau kata yang merupakan sebuah gelar misalnya gelar sebagai presiden Indonesia, Gelar sebagai komisioner, gelar anggota dewan, gelar ketua umum dan sebagainnya namun yang menjadi pertanyaan apakah cukup sekedar ujaran atau ungkapan tanpa memiliki nilai dari gelar tersebut. Apalah arti sebuah gelar sebagai menteri agama tetapi tidak mampu untuk menginternalisasikan sedikitpun dari nilai agama itu, atau gelar sebagai seorang Professor yang hanya sekedar gelar akademik namun tindakan, ucapan serta perbuatannya tidak memcerminkan nilai bahkan tidak bisa mentransfer nilai pendidikan tersebut.


Lebih jauh apalah arti atau makna sebuah gelar ketika gelar yang diberikan atau yang dimiliki tidak bisa bernilai untuk orang lain malahan hanya untuk diri sendiri kerna kita yakini dan percayai bahwa gelar tersebut adalah wadah untuk senantiasa memiliki rasa kesadaran dalam proses kehidupan ini kerna gelar yang ada adalah hasil dari kesepakatan manusia yang menjadikan gelar tersebut sehingga sehingga memiliki nilai yang bermakna dari setiap gelar tersebut sehingga ianya bisa menjaga dan menyedarkan kita setiap kali berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia kerna merekalah gelar tersebut ada dan kerna merekalah gelar juga bisa hilang.


Selanjutnya, perlu dipahami apakah gelar tersebut hanya sebatas sebuah ujaran atau ungkapan yang memiliki makna atau nilai di mata manusia ataukah lebih dari itu?, oleh itu kerna setiap gelar adalah amanah dan setiap amanah adalah tanggungjawab seperti yang difirmankan Allah SWT dalam Al-Quran surah Al-Ahzab ayat 72:


“sesungguhnya kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung. Tetapi semuannya enggan memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya, lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh”


Amanah adalah sebuah pertanggungjawaban ketika ada gelar maka pasti ada amanah dan sudah tentu ianya bertanggungjawab untuk mempertanggungjawabkannya kepada manusia dan Allah atas segala gelar yang diberikan oleh manusia kepadannya dan amanah pertanggungjawaban di akhirat. Kerna hidup ini merupakan sebuah amanah dalam beribadah kepada-Nya maka seluruh proses kehidupan ini juga adalah amanah yang akan kita pertanggungjawabkan kepadanya yang mana harta, kesehatan, usia, ilmu dan sebagainnya semuanya ada pertanggungjawabannya.


Persoalannya apa kita sudah mengetahui, memahami serta mengaplikasikan substansi dari gelar, amanah dan tanggungjawab tersebut?, Apakah kita senang diberikan sebuah gelar dari manusia?, atau apakah kita berusaha memperebutkan gelar-gelar yang diciptakan oleh manusia?, Ataukah kita berusaha untuk mendapatkan gelar kerna mendapatkan gelar juga amanah yang harus kita laksanakan?, Mungkinkah kita terlalu banyak amanah sehingga kita tidak mahu menerima atau menginginkan amanah?, Apakah kita tahu apa itu amanah paham mahu diarahkan kemana itu amanah dan siap menjalankan tanggungjawab dalam memikul amanah tersebut?


Maka berangkat dari persoalan tersebutlah kita sebagai kader-kader IMM harus menyadari bahwa inti sesungguhnya dari sebuah gelar atau amanah adalah nilai. Sesungguhnya kita tidak seharusnya menunggu gelar akademisi sarjana untuk bisa memberikan nilai akademisi, menunggu untuk mendapatkan gelar ustad baru mahu untuk memberi nilai spiritual kepada manusia, dan sebagainnya nilai yang sesungguhnya adalah nilai yang ada pada pribadi yang kita miliki pribadi yang mampu memberikan nilai sekecil apapun itu dalam seluruh aspek kehidupan kita sehingga tanpa gelar dari manusia tapi kita bisa memberikan nilai kepada manusia sehingga kita bisa menjadi pribadi-pribadi yang bernilai di mata manusia dan pastinya manusia akan memberikan gelar-gelar kepada mereka yang telah memberikan kesan dan pengaruh positif kedalam kehidupan mereka. Patut untuk diketahui bahwa orang yang tidak memilki nilai tidak bisa memberi nilai kepada orang lain.


Oleh karena itu, marilah kita berusaha untuk menjadi pribadi-pribadi yang memiliki nilai yang dengannya kita bisa berbagi nilai sehingga kita bukan hanya menjadi bahagian daripada nilai namun sumber nilai kepada manusia. Pribadi Nabi Muhammad SWA adalah pribadi yang penuh dengai nilai, sehingga dengan nilai yang ada pada diri rasulullah SWA beliau dicintai, dikenang serta disayangi oleh umat manusia di seluruh dunia hingga saat ini dan selamanya beliau tidak meninggalkan harta atau keturunan tapi yang terpenting beliau meninggalkan nilai yang ada pada Al-Quran dan Al-Hadis sehingga mampu mengubah peradaban material menuju peradaban yang bernilai. Untuk itu, marilah kita wujudkan sebuah gerakan nilai seperti yang pernah disampaikan oleh Abdullah Gymnastiar bahwa mulailah dari yang kecil, pada saat ini juga dan mulailah dari diri kita dahulu.


Akhirnya, ketahuilah bahwa dengan gelar yang kita miliki saat ini, gelar yang pernah kita miliki dan gelar yang mungkin akan kita miliki yang mana gelar itu hasil dari ciptaan bahasa manusia namun ketahuilah bahwa gelar yang kita miliki saat ini sebagai hamba Allah adalah gelar yang tidak bisa kita hindari, lepaskan atau tinggalkan dengan gelar tersebut ada sebuah amanah yang harus dijalankan serta dipertanggungjawabkan, dengan gelar sebagai hamba Allah itulah yang mengharuskan kita melaksanakan segala bentuk dan sisi lain dari amanah-amanah Allah SWT antaranya sebagai seorang pemimpin terhadap sebuah organisasi. Dengannya kita berharap melalui kepemimpinan tersebut menjadikan kita pribadi yang mampu memimpin diri dan seterusnya memimpin umat ini melalui pembelajaran kecil dari sebuah organisasi yang bernama Pimpinan IMM.Ayo, dengan mengatahui bahwa gelar adalah amanah berarti kita tahu bahwa kita harus bertanggungjawab dengannya melalui gelar dan amanah inilah kita bisa ingat serta memiliki rasa kesadaran bahwa hidup ini penuh dengan amanah yang harus kita jalani serta pertanggungjawabkan diharapkan dengan kesadaran ini kita bisa menjadi pemimpin yang bernilai yang senantiasa dicintai dan disayangi serta dirindukan keberadaannya yang nilainya bermanfaat bagi umat manusia. Selamat dan sukses Musykom Pikom Mipa, Bahasa dan Sosial. Diharapkan bisa melahirkan pemimpin yang bernilai tentunya bermanfaat. Fastabiqul Khairat.




Kemah Dakwah Komisariat IMM Bahasa



Posting Komentar

0 Komentar

Advertise