Belajar jadi Pribadi yang Rendah Hati
Halo sobat pembelajar! Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang sifat kesombongan yang bisa menjadi penghalang menuju kebahagiaan dan kesuksesan, baik di dunia maupun di akhirat. Dalam Islam, kesombongan adalah sifat yang sangat tercela dan bisa mengakibatkan dampak buruk bagi seseorang. Kita akan mendalami pemahaman mengenai kesombongan berdasarkan Al-Quran dan Hadis serta bagaimana kita bisa menghindarinya untuk menjadi pribadi yang lebih tawaduk (rendah hati).
Pemahaman Hadits Tentang Kesombongan
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud, Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِّنْ كِبْرٍ. قَالَ: إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً. قَالَ: إِنَّ اللهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ. الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ.
"Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan. Ada yang berkata: 'Sesungguhnya seseorang suka pakaiannya bagus dan sandalnya bagus.' Rasulullah bersabda: 'Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.'”
Hadits ini menjelaskan bahwa kesombongan adalah penyakit hati yang serius. Makna "biji sawi" menunjukkan betapa kecilnya ukuran yang dimaksud, tetapi tetap saja, sekecil apapun itu, bisa menjadi penghalang masuk surga. Nabi Muhammad SAW menggambarkan kesombongan sebagai ketidakmauan untuk menerima kebenaran dan memandang rendah orang lain. Dua elemen ini menjadi akar dari banyak keburukan yang muncul akibat kesombongan.
Kesombongan dalam Al-Quran
Kesombongan juga diilustrasikan dalam kisah Iblis yang tidak mau bersujud kepada Nabi Adam AS:
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۖ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِّنْهُ ۖ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ.
"Allah berfirman: 'Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?' Iblis menjawab: 'Aku lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan aku dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.'" (QS. Al-A'raf: 12)
Dalam ayat ini, Iblis merasa lebih unggul karena penciptaannya dari api, dan hal ini menunjukkan bahwa kesombongan dapat membuat seseorang menolak kebenaran dan petunjuk Allah SWT.
Definisi dan Jenis Kesombongan
Kesombongan (dalam bahasa Arab disebut كِبْرٌ, kibr) adalah sikap merasa lebih baik daripada orang lain, tidak mau menerima kebenaran, dan memandang rendah orang lain. Berikut adalah beberapa jenis kesombongan yang sering dijumpai:
Kesombongan Ilmu: Merasa lebih pintar atau berpengetahuan dibandingkan orang lain.
Kesombongan Jabatan: Merasa lebih tinggi kedudukannya dan meremehkan yang dianggap lebih rendah.
Kesombongan Harta: Merasa lebih kaya dan merendahkan yang tidak memiliki materi yang sama.
Kesombongan Fisik: Merasa lebih unggul secara fisik atau penampilan.
Menolak Kebenaran dan Merendahkan Orang Lain dalam Islam
Menolak Kebenaran (بَطَرُ الْحَقِّ): Dalam konteks Islam, menolak kebenaran berarti tidak mengakui atau tidak mau menerima kebenaran yang jelas, meskipun bukti-bukti sudah nyata. Ini bisa dalam bentuk penolakan terhadap ajaran Islam, mengingkari ayat-ayat Allah, atau menolak nasihat yang baik dari orang lain. Kesombongan membuat seseorang merasa dirinya selalu benar dan enggan menerima masukan atau nasihat dari orang lain. Dalam QS. Al-Baqarah: 34, sikap ini sangat tercela, sebagaimana dicontohkan oleh Iblis yang menolak perintah Allah:
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: 'Sujudlah kamu kepada Adam,' maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Ia enggan dan takabur, dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir." (QS. Al-Baqarah: 34)
Merendahkan Orang Lain (غَمْطُ النَّاسِ): Ini adalah sikap dimana seseorang memandang rendah atau meremehkan orang lain. Dalam Islam, setiap manusia adalah ciptaan Allah SWT yang harus dihormati. Sifat merendahkan orang lain mengindikasikan bahwa seseorang merasa dirinya lebih superior dibandingkan orang lain. Ini adalah bentuk lain dari kesombongan yang merusak hubungan sosial dan menyebabkan disharmoni dalam masyarakat. Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk selalu saling menghormati dan melihat setiap orang dengan pandangan yang positif.
Dampak Kesombongan, kesombongan bisa mendatangkan berbagai dampak buruk seperti terhalang dari kebenaran, kesombongan membuat seseorang sulit menerima masukan atau kritik, sehingga menghalanginya dari perkembangan pribadi. Memutus hubungan sosial, kesombongan membuat seseorang dijauhi karena sikapnya yang tidak menghargai orang lain. Kehilangan kesempatan keseorang yang sombong cenderung kehilangan banyak peluang karena enggan mendengar nasihat dan kritik yang membangun.
Untuk menghindari kesombongan, berikut beberapa langkah yang bisa kita ambil:
Refleksi diri: Selalu introspeksi dan ingatkan diri sendiri tentang kelemahan dan keterbatasan kita.
Belajar dan mendengarkan: Terus belajar dan mendengarkan orang lain dengan hati yang terbuka.
Menghargai orang lain: Hormati dan hargai orang lain, apapun latar belakang mereka.
Berbuat baik dan rendah hati: Senantiasa berbuat baik dan rendah hati kepada sesama, serta selalu memohon bimbingan Allah SWT untuk dijauhkan dari kesombongan.
Contoh Kasus 1
Seorang manajer merasa bahwa dirinya yang paling berpengalaman di kantornya, sehingga ia menolak ide-ide baru dari bawahannya.
Solusi, Manajer tersebut sebaiknya lebih mendengarkan masukan dari timnya. Dengan cara ini, ia bisa mendapatkan perspektif baru yang dapat membawa inovasi bagi perusahaan.
Contoh Kasus 2
Seorang siswa yang selalu mendapatkan nilai terbaik di kelas merasa tidak perlu belajar lebih keras dan menyepelekan teman-temannya yang lain.
Solusi, Siswa tersebut harus menyadari bahwa setiap orang memiliki kelebihan masing-masing. Dengan tetap rendah hati dan membantu teman-teman lainnya, ia bisa menciptakan lingkungan belajar yang positif dan saling mendukung.
Kesombongan adalah penyakit hati yang bisa menghalangi kita dari kebaikan dan kebenaran. Dengan meneladani sifat tawaduk, kita dapat menjaga diri dari kesombongan dan menjalani hidup yang lebih damai dan bermanfaat. Sobat pembelajar, mari kita berusaha untuk selalu rendah hati, karena sesungguhnya, semua yang kita miliki hanyalah titipan dari Allah SWT. Semoga kita semua bisa menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya, dengan selalu menjaga diri dari kesombongan dan menjalani hidup dengan penuh rasa syukur dan optimisme.
Sekian pembahasan kita kali ini. Tetap semangat belajar dan berbuat baik, ya!
0 Komentar